Jumat, 22 Desember 2017

PENEMUAN ELECTROENCEPHALOGRAM (EEG)

By : Pipit Wulandari

" Yukkk belajar mengenai penemuan-penemuan terbaru bersama saya Pipit Wulandari dari Pendidikan IPA IKIP Veteran Semarang"




A.   Gelombang Otak
Jaringan otak manusia hidup menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi. Gelombang listrik inilah disebut brainwave atau gelombang otak. Dalam satu waktu, otak manusia menghasilkan berbagai gelombang otak secara bersamaan. Gelombang otak adalah pola gelombang listrik yang ditemukan di otak setiap orang. Teknologi gelombang otak pertama kali ditemukan oleh Ricard Caton. Dalam jurnal medis di Inggris yang dikeluarkan pada tahun 1875, dia menyebutkan bahwa pada belahan otak kelinci dan monyet ditemukan aktifitas otak.
Penelitian tentang gelombang otak kemudian dilanjutkan oleh Adolf Beck pada tahun 1890. Dalam sebuah artikelnya dia menemukan adanya gelombang listrik pada otak kelinci dan otak anjing. Dia menambahkan bahwa gelombang ini berupa osilasi ritmik yang mirip cahaya. Penemuan gelombang otak manusia sendiri baru ada setelah seorang ahli fisiologi bernama Hans Berger melakukan penelitian tentang gelombang otak manusia pada tahun 1920.
Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (hertz). Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di berbagai negara maju, frekwensi otak manusia berbeda-beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, panik, dan sebagainya. Frekwensi otak akan selalu berbeda sesuai kondisi pikiran dan fisik seseorang.
1.      Gamma (16 hz - 100 hz)
Gelombang Gamma cenderung merupakan yang terendah dalam amplitudo dan gelombang paling cepat.  Gelombang gamma adalah gelombang otak (brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktivitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan. Kondisi Gamma adalah kondisi dalam kesadaran penuh. Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic Research) di atas gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa.
2.      Beta (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz)
Gelombang Beta merupakan Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktivitas mental yang terjaga penuh, menjalani aktivitas sehari-hari yang menuntut logika atau analisis tinggi. Seperti mengerjakan soal matematika, berdebat, olah raga dan memikirkan hal yang rumit. (Kuswandi, 2014:51)
 Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (15 hz -18 hz) yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz). Gelombang Beta di perlukan otak ketika berpikir, rasional, dan pemecahan masalah
3.      Alpha ( 8 hz - 12 hz )
Gelombang Alpha adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Manusia menghasilkan gelombang Alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena Alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi alpha 8 -12 hz, merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Seseorang dapat mengingat mimpi, karena memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa diingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang Alpha pada saat bermimpi. Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman bawah sadar.
Gelombang otak Alpha juga terjadi ketika kita mengalihkan perhatian kita ke dalam, jauh dari urusan dan masalah realitas fisik sehari-hari. Gelombang Alpha dapat muncul dengan mata terbuka dan fokus pada satu tempat, namun bagi kebanyakan orang gelombang Alpha terjadi lebih mudah dengan mata tertutup (ketika mata tertutup maka kita lebih mudah untuk menghindari gangguan dari luar).
4.      Theta ( 4 hz - 8 hz )
Gelombang Theta adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.
Bayi dan balita rata-rata tidur lebih dari 12 jam dalam sehari. Itulah mengapa otak anak-anak selalu dalam fase gelombang alpha dan theta. Perlu diingat, gelombang alpha dan theta adalah gelombang pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, anak-anak cepat sekali dalam belajar dan mudah menerima perkataan dari orang lain apa adanya. Gelombang Otak (Brainwave) ini juga menyebabkan daya imajinasi anak-anak luar biasa. Ketika mereka bermain mobil-mobilan misalnya, imajinasi mereka aktif dan permainan menjadi sangat seru.
Gelombang Otak (Brainwave) theta dikenal sebagai "gelombang ajaib", karena berkaitan dengan kekuatan psikis. Berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi kecelakaan pesawat udara, tabrakan, kebakaran, kecelakaan kapal laut yang menewaskan banyak orang. Namun ada keanehan, beberapa anak balita bisa selamat. Kemungkinan ini dikarenakan anak-anak hampir setiap saat dalam kondisi gelombang theta. Perasaan dekat dengan Tuhan pun akan terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta.
5.      Delta (0.5 hz - 4 hz)
Gelombang Delta adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 4 hz. Otak seseorang  menghasilkan gelombang ini ketika seseorang tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase Delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat seseorang  tertidur lelap. Gelombang Delta adalah gelombang yang paling rendah pada otak, otak tidak akan pernah mencapai frekwensi 0 hz, karena jika otak frekuwensinya 0 hz maka akan mati.
 
                      Gambar gelombang  otak

B.   Penemuan EEG
Electroencephalogram adalah sebuah alat yang mampu memvisualisasikan Gelombang Otak (Brainwave) manusia ke dalam bentuk grafik. Gelombang Otak (Brainwave) ini diukur berdasarkan beda pontensial yang terjadi secara berulang-ulang di antara elektroda yang dihubungkan ke kepala manusia.
EEG pertama kali dicetuskan oleh Richard Calton, seorang dokter yang berasal dari Liverpoll. Richard menemukan aktifitas kelistrikan yang terjadi di otak kelinci dan monyet pada bagian cerebral hemisphere, kemudian diikuti oleh penemuan aktifitas listrik yang terjadi secara spontan pada kelenci dan anjing yang diakibatkan oleh stimulus cahaya oleh Adolf Beack. Penelitian mengenai fenomena kelistrikan yang terjadi pada bagian otak terus berlanjut hingga pada tahun 1924, seorang dokter asal Jenrman, Hans Berger berhasil merekan aktifitas otak pertama dengan alat yang merupakan cikal bakal EEG.
Hans Berger adalah seorang profesor psikiater dan direktur Klinik Universitas Psikiater Jena (1919-1938). Akan tetapi, dia terkenal bukan karena hal itu. Dia menjadi tokoh dunia akibat kontribusinya yang besar dalam penelitian aktivitas dan kesadaran otak manusia. Penelitian ini bahkan membawanya pada penemuan suatu alat yang mengubah khazanah ilmu kedokteran. Namanya adalah Electroencephalogram (EEG). Hans Berger lahir pada 21 Mei 1873. Dia berkebangsaan Jerman, tepatnya berasal dari kota kecil sebelah Utara Bavaria Neuses dekat Coburg. Berger adalah anak seorang dokter, Paul Friedrich Berger. Ibunya, Anna Rückert merupakan anak dari seorang penyair Jerman. Berger sangat dipengaruhi oleh kedua orang tuanya. Itu sebabnya, Hans Berger banyak disebut sebagai seorang ilmuwan filsafat. Hans Berger lulus dengan kehormatan dari Gymnasium di Coburg. Kemudian dia mendaftar di Universitas Berlin sebagai mahasiswa Astronomi pada tahun 1892. Tahun berikutnya, dia menjadi relawan untuk tentara Jerman. Tahun 1897, dia mendapat gelar dokter dan menjadi staf junior dari klinik psikiater yang kelak menjadikannya direktur. Tahun 1901, Berger menjadi dosen. Di tahun itu pula, dia memublikasikanpenelitiannya mengenai fungsi otak manusia dan catatan ukurannya berdasarkan modifikasi peredaran darah.
Di awal tahun 1902, dia menjadi terkenal. Hal ini karena dia mencatatkan penelitiannya mengenai aktivitas cerebral korteks (otak) anjing. Akan tetapi, tahun 1910, dia merasa putus asa akan hasilnya yang tak begitu berarti. Berger juga mendapat jalan buntu akan penelitiannya mengenai energi fisika yang memengaruhi otak. Setelah sempat menjadi relawan di rumah sakit Rethel, Prancis, dia kembali ke Jerman dan terpilih menjadi direktur klinik universitas psikiater di Jena. Dalam beberapa tahun pertamanya sebagai direktur, Berger melakukan penelitian mengenai hubungan antara otak dan jiwa. Akan tetapi, dalam keadaan senggang dia melakukan penelitian pribadi mengenai aktivitas elektrik di dalam otak. Dalam kurun waktu ini, Berger dikenal sebagai orang yang disiplin. Waktunya banyak tersita dalam penelitian.
Dari hasil penelitiannya ia menyimpulka bahwa di dalam otak manusia terdapat Gelombang Otak (Brainwave) Peralatan yang digunakan Berger sangatlah kasar. Dia menggunakan galvanometer cincin Edelmann sebagai alat pencatatnya. Namun karena kepintaran dan kecerdasannya, Berger akhirnya mampu menemukan suatu alat yang dapat mencatat Gelombang Otak (Brainwave). Namanya adalah Electroncephalogram ( EEG ) yang ditemukannya pada tanggal 6 Juli 1924. Nama pasien yang membantu ia  berhasil  adalah seorang anak muda bernama Zedel. Berger meneruskan penelitiannya selama 5 tahun sebelum akhirnya  ia memublikasikan alat ini. Pasiennya tidak hanya orang yang mengalami gangguan kepala, tetapi juga orang yang normal. Dalam melakukan penelitian, dia menaruh elektroda di bagian depan kepala dan di bagian belakang kepala.
Tahun 1929, Berger memublikasikan hasil penelitiannya dalam suatu forum prestisius Archiv für Psychiatrie und Nervenkrankheiten, dan judul ”Über das Elektrenkephalogram des Menschen” menjadi artikel pertama dari keempat belas tulisannya mengenai EEG yang dipublikasikan dalam kurun waktu 1929-1938. Artikel ketiganya pun mampu membuktikan adanya Gelombang Otak (Brainwave).
Di Negara asalnya (Jerman ) Hans Berger tidak begitu diperduliakan  banyak dipedulikan. Alasannya Nazi yang berkuasa di Jerman tidak percaya terhadap Berger yang pernah ikut Western Front. Tahun 1938, Berger dipaksa untuk menghentikan penelitiannya. Laboratoriumnya dibongkar dan dia dipindahkan ke kota kecil bernama Bad Blankenburg di Thuringia. Dia pun mengalami depresi yang berkepanjangan. Dan pada tanggal 1 Juni 1941, dia mengakhiri hidupnya dengan jalan menggantung diri.

C.   Fungsi   EEG
Electroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan   aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006). Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, kalau subyek membuka matanya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental.
Pada awalnya, Berger membuat EEG hanya sebagai alat untuk mengukur Gelombang Otak (Brainwave). Namun ternyata, lama kelamaan, EEG dijadikan sebagai alat yang mampu mendiagnosis dan mengobati penyakit tertentu. Menurut Jan Nissl, 2006 EEG dilakukan untuk :
1.      Mendiagnosa dan mengklasifikasi Epilepsi
2.      Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, pendarahan otak, perkinson
3.      Mendiagnosa cedera kepala
4.      Narcolepsy
5.      Memonitor aktivitas otak saat seseorang menerima anesthesia umum selama perawatan
6.      Mengetahui kelainan metabolik dan elektrolit.






 " Semoga bermanfaat, terus kunjungi blogg saya, sekian dan terimakasih"










1 komentar: