SISTEM SYARAF
By :
- Achmad Ali Dalhar
- Janatun Naimah
- Pipit Wulandari
A. Sistem
Saraf
Sistem
saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf (Sloane, 2003). Sistem saraf merupakan salah satu sistem
yang berfungsi untuk memantau dan merespon perubahan yg terjadi di dalam dan
diluar tubuh atau lingkungan. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai
sistem persepsi, perilaku dan daya ingat, serta merangsang pergerakan tubuh
(Farley et all, 2014). Kemampuan untuk dapat memahami, mempelajari, dan
merespon suatu rangsangan merupakan hasil kerja terintegrasi sistem persarafan
yang mencapai puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu
(Batticaca, 2008)
Saraf
sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau
pengatur kerja dan pusat pengendali tanggapan. Saraf sebagai alat komunikasi
antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan oleh alat indera yang
meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan
mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
Saraf
sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsi masing-masing. Saraf sebagai pusat pengendali
tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan di sekitarnya. Karena
saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan saraf terdapat pada
seluruh alat tubuh (Syaifuddin, 2011).
B. Struktur
Sel Saraf
Sistem
saraf pada manusia itu terdiri dari sel saraf yang biasa di sebut dengan neuron
. Neuron berfungsi untuk alat menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca
indra menuju otak dan kemudian Hasil dari tanggapan otak akan di kirim menuju
otot.
1.
Sel Saraf (Neuron)
Unit
terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga di sebut dengan
Neuron. sel saraf merupakan sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan
implus atau rangsangan. setiap satu sel saraf (neuron) terdiri dari tiga bagian
utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dari bagian-bagian struktur sel
saraf (neuron) beserta penjelasannya:
·
Dendrit
adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
·
Badan
Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma
·
Nukleus
adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron).
·
Neurit
(Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf
ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap
neuron.
·
Selubung
Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk
melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.
·
Sel
Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson)
dan membantu regenerasi neurit (akson).
·
Nodus
ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
·
Sinapsis
adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung
dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong
tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat
berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls
saraf pada sinapsis.
Berdasarkan Fungsi Dan Struktur
Sel Saraf
atau Neuron bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan Ujung
aksonlah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainya. Menurut
Fungsinya, ada tiga sel saraf yakni sebagai berikut ini :
1.
Sel
saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang
datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan)
saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk
ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2.
Sel
saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf
dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini
mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang
3.
Sel
saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau
meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
struktur saraf |
C. Sistem
Saraf
1.
Sistem
Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon)
dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut:
a.
Durameter
Merupakan selaput yang kuat
dan bersatu dengan tengkorak.
b.
Araknoid
Disebut
demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat
cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak
dari bahaya kerusakan mekanik.
c.
Piamater
Lapisan ini
penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya
lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan
sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang
belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
·
badan
sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
·
serabut
saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
·
sel-sel
neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat.
Walaupun
otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian
korteks berupa materi putih.
v Otak
Otak
mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum lanjutan/ sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
a.
Otak
besar (serebrum)
Otak besar
mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih
tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang
b.
Otak
tengah (mesensefalon)
Otak tengah
terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks
mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c.
Otak
kecil (serebelum)
Serebelum
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d.
Jembatan
varol (pons varoli)
Jembatan varol
berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e.
Sumsum
lanjutan/sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung
berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak
refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
v
Sumsum tulang belakang
Sumsum
tulang belakang (medulla spinalis) Pada penampang melintang sumsum tulang
belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk
kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang
ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan
sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk
ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut
saraf embentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari
otak merupakan saluran desenden.
2.
Sistem
Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur
otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat.
a.
Sistem
Saraf Sadar
Sistem saraf
sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2,
dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6,
11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor,
yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Otak dilihat
dari bawah menunjukkan saraf cranial. Saraf otak dikhususkan untuk daerah
kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai
daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom.
Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Saraf sumsum
tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf
sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf
punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang
saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat
saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
·
Pleksus
cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu, dan diafragma.
·
Pleksus
brachialis mempengaruhi bagian tangan.
·
Pleksus
jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
b.
Saraf
Otonom
Saraf yang mempersarafi alat-alat dalam tubuh
seperti kelenjar, pembuluh darah, paru, lambung, usus dan ginjal adalah saraf
otonom. Ada dua jenis saraf otonom yang fungsinya saling bertentangan, kedua
susunan saraf ini disebut saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Fungsi sistem
saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang -
cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
1.
Simpatik
Aktivasi simpatik berkesesuaian dengan kondisi bangun
atau pembangkit energi ( respons ‘lawan atau lari’). Misalnya, jantung berdetak lebih cepat,pencernaan
terhambat , hati mengubah glikogen menjadi glukosa, dan sekresi epnefrin
(adrenalin) dari mendula adrenal dirangsang .
Sistem saraf simpatis berfungsi membantu proses kedaruratan. Stres fisik
maupun emosional akan menyebabkan peningkatan impuls simpatis.
2.
Parasimpatik
Aktivasi
parasimpatik umumnya menyebabkan respons berlawanan yang mendorong penenangan diri dan
pengambilan fungsi pemeliharaan – diri (‘istirahat dan mencerna’). Misalnya, peningkatan
aktivitas pada parasimpatik menurunkan detak jantung, meningkatkan pencernaan,
dan meningkatkan produksi glikogen. Fungsi saraf parasimpatis adalah sebagai
pengontrol dominan untuk kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. Selama
keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut parasimpatis
(kolenergik) menonjol.
Tabel fungsi saraf otonom
Parasimatik
|
Simpatik
|
Mengecilkan pupil
|
Memperbesar pupil
|
Menstimulasi aliran ludah
|
Menghambat aliran ludah
|
Memperlambat denyut jantung
|
Mempercepat denyut jantung
|
Memperbesar bronkus
|
Memperkecil bronkus
|
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaaan
|
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
|
Mengerutkan kantung kemih
|
Menghambat kontraksi kantung kemih
|
D. Mekanisme
Penghantaran Impuls
Impuls
dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1.
Penghantaran
Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran
impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila
impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial
istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000
detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pernapasan sel yang dilakukan
oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah
ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial
listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan
sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran
Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu
antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis.
Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada
tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai
pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
prasinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin
terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di
otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada
reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis. Bagaimanakah penghantaran impuls dari
saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk
cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari
sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis
saraf-saraf lainnya.
3.
Terjadinya
Gerak Biasa Dan Gerak Refleks
Gerak merupakan
pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls
oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Aktivitas sehari-hari seperti
makan, lari, dan melompat merupakan gerak sadar, artinya gerakan yang dikontrol
oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otak memberi perintah kepada otot-otot
untuk melakukan gerakan tersebut. Jalannya impuls pada gerak sadar adalah
sebagai berikut.
impuls dari reseptor
→ neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor → neuron motorik
→efektor (gerak anggota tubuh)
Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh
gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Jalannya impuls pada gerak
refleks berikut ini.
impuls dari reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang
belakang respon efektor → neuron motorik → efektor
Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set
saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut.
E. Sistem
Pengindraan
Panca indra
adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra
manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra
penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung),
indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
Indra atau
indria sebuah antarmuka, kontak antara jiwa dalam bentuk spiritual kesadaran
diri dengan materi lingkungan. Dalam agama Hindu ada jenis sebelas rasa dan
disebut sebagai eka dasa indriya.
Macam-Macam Panca Indera yaitu :
1.
Indera
Penglihat (Mata)
Mata salah satu
alat indra dari makluh hidup khususnya manusia yang berfungsi sebagai indra
penglihat. Mata merupakan alat indra yang sangat kompleks. Apabila kita
menyebutkan Mata, maka yang terdapat dalam pikiran kita yang muncul ialah bola
mata, namun tetapi sebenarnya tidak hanya bola mata yang berperan supaya kita
dapat melihat, bulu mata, alis mata, serta kelopak mata juga berperan penting
didalam mendukung penglihatan tersebut. Mata adalah organ yang kerjanya itu
terkait dengan cahaya (terang gelap), warna, serta benda yang dilihat.
Bagian-bagian mata terdiri dari yaitu :
·
Kornea
(selaput bening): Kornea mata berguna
meneruskan cahaya yang masuk kedalam mata. Cahaya itu akan berakhir pada
selaput jala atau retina.
·
Iris
(selaput pelangi): Selaput pelangi terletak di belakang kornea mata. Di tengah
selaput pelangi terdapat celah disebut anak mata atau pupil. Gunanya untuk
mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
·
Lensa:
Lensa mata berguna untuk memfokuskan agar cahaya yang masuk ke dalam mata jatuh
tepat pada retina. Dengan demikian benda yang dilihat akan tampak jelas. Lensa
mata mempunyai kemampuan mencembung dan memipih. Kemampuan lensa mata untuk
mengubah kecembungan disebut daya akomodasi.
·
Badan
Bening: Berguna untuk meneruskan cahaya yang telah melalui lensa.
·
Retina
(selaput jala): Berguna untuk menangkap cahaya yang masuk ke dalam mata.
·
Saraf
mata: Berguna untuk meneruskan rangsang cahaya ke otak.
Mekanisme Indra Pengihatan
1.
Sumber
cahaya Masuk ke mata melalui kornea
2.
Kemudian
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
3.
Dibiaskan
oleh lensa
4.
Terbentuk
bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
5.
Sel-sel
batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
6.
Otak
membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
7.
Obyek
terlihat sesuai dengan aslinya
2.
Indera
Pendengar (Telinga)
Telinga adalah
Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra pendengaran dan organ yang
menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ yang berperan terhadap
pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga
memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun
Telinga memiliki batasan frekuensi suara yang dapat didengar, yaitu yang
frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.
Bagian-Bagian Telinga terdiri atas 3 yaitu :
·
Telinga
Luar: Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran
telinga luar. Telinga luar berguna untuk menangkap getaran suara.
·
Telinga
Tengah: Telinga tengah terdiri dari selaput pendengaran (gendang telinga),
tulang-tulang pendengaran, dan saluran Eustachius. Tulang-tulang pendengaran
terdiri dari tulang martil, landasan, dan sangurdi. Bila ada bunyi masuk,
gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran akan bergetar. Saluran Eustachius
menghubungkan rongga telinga dan rongga mulut.
·
Telinga
Dalam: Telinga dalam terdiri dari bagian yang disebut tingkap jorong dan rumah
siput. Telinga dalam berguna untuk meneruskan rangsang suara ke otak.
Mekanisme Indra Pendengaran
1.
Gelombang
bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
2.
Getaran
ini akan diteruskan oleh ketiga tulang pendengaran ke jendela oval.
3.
Getaran
struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam
saluran vestibulum.
4.
Getaran
cairan tadi akan menggerakkan membran Reissner dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
5.
Perpindahan
getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basiler yang
dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
6.
Perpindahan
ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
7.
Getaran
dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
8.
Ketika
rambut-rambut sel menyentuh membrantektorial, terjadilah rangsangan (impuls).
9.
Getaran
membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti
dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam
otak melalui saraf pendengaran.
3.
Indera
Penciuman (Hidung)
Hidung merupakan
indera pembau disamping sebagai alat pernapasan. Di dalam hidung terdapat saraf
pembau. Rangsang bau yang diterima hidung diteruskan ke otak. Ketidakmampuan
indera pembau untuk mencium bau dinamakan anosmia. Penyebabnya anosmia antara
lain sebagai berikut :
Terjadinya penyumbatan rongga hidung, misalnya akibat
pilek dan penyakit polip.
Gangguan pada saraf indera pembau
Bagian-bagian hidung :
·
Rambut
halus penyaring udara
·
Rambut
halus yang peka terhadap bau
·
Kumpulan
ujung saraf pembau
·
Serat
saraf untuk mengirim rangsang bau ke otak
Mekanisme Indra Penciuman
1.
Rangsang
(bau) masuk ke dalam lubang hidung melalui udara yang awalnya disaring oleh
rambut-rambut hidung terlebih dahulu. Udara yang mengandung kotoran akan
dibersihkan sementara kotoran menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran
hidung.
2.
Udara
yang mengandung rangsabgan bau ini masuk ke dalam epitelium olfaktori.
3.
Rangsangan
bau menggetarkan Mukosa olfaktori yang berbentuj seperti cairan atau mukus, dan
kemudian menggetarkan Saraf olfaktori.
4.
Rangsangan
yang menggetar tadi disampaikan ke Talamus dan lalu menuju Hipotalamus yabg ada
di otak.
5.
Otak
daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum) akan menangkap bau lalu
menerjemahkannya berdasarkan memori atau menghadirkan memori baru dalam otak
untuk digunakan ketika suatu saat nanti mencium bau yang sama.
4.
Indera
Pengecap (Lidah)
Lidah adalah
kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan
makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam
tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Lidah merupakan
organ yang berfungsi sebagai reseptor kimia yang berada di dalam mulut sehingga
kita bisa menikmati rasa sebuah makanan dan minuman. Reseptor yang ada pada
lidah mampu menerima rangsangan kimia yang berupa larutan sehingga disebut
sebagai kemoreseptor.
Lidah memiliki
beberapa fungsi lainnya diantaranya membantu mengatur letak makanan saat kita
mengunyah, membantu dalam berbicara da membantu saat menelan makanan.
Ada dua otot
yang berperan aktif pada gerakan lidah yakni otot intrinsik dan otot
ekstrinsik. Otot intrinsik berfungsi mengatur gerakan-gerakan halus lidah
sedangkan otot ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya
serta membantu lidah dalam melakukan beberapa gerakan kasar seperti menekan
gigi, menekan rongga mulut bagian atas dan mendorong lidah masuk ke faring.
Bagian-bagian lidah yaitu :
·
Ujung
lidah peka terhadap rasa manis
·
Samping
lidah peka terhadap rasa asin dan asam
·
Pangkal
lidah peka terhadap rasa pahit
Mekanisme Indra Pengecap
1.
Makanan
atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap.
2.
Oleh
saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak.
3.
Selanjutnya,
otak menang-gapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu
jenis makanan atau minuman.
5.
Indera
Peraba (Kulit)
Kulit Merupakan
indera peraba. Di dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf peraba. Tidak semua
permukaan kulit merupakan alat peraba yang sama pekanya. Bagian paling peka
adalah ujung jari dan bibir. Kulit dapat membedakan kasar, halus, panas,
dingin, dan sakit.
Kulit adalah
organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit
diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit
terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit
adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai pelindung
tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba,
sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll.
Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu Epidermis (Kulit ari) dan Dermis
(Kulit Jangat) serta terdapat lapisan lemak bawah kulit (Hipodermis) yang juga
sering dibahas. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa lapisan lemak bawah kulit
juga termasuk ke dalam lapisan kulit, tidak dipisahkan dalam pengelompokkan
lapisan kulit tersebut.
Kulit
Terdiri Dari 3 Lapisan Yaitu :
1. Lapisan Epidermis (Lapisan Luar/Kulit Ari)
Lapisan
Epidermis memiliki tebal kurang lebih 0,1 mm dan terdiri atas empat lapisan
jaringan epitel. Setiap Lapisan pada Epidermis memiliki ciri khas tersendiri,
Lapisan Epidermis ini tidak memiliki pembuluh darah, sehingga ia mendapatkan
suplai nutrisi melalui proses difusi dari lapisan dermis yang ada dibawahnya.
Berikut adalah 4 Lapisan pada Epidermis :
·
Lapisan
Tanduk(Stratum Korneum)
·
Lapisan
Malphigi (Stratum Granulosum)Lapisan Spinosum (Stratus Spinosum)
·
Lapisan
Basal (Stratum Germinativum)
Mekamisme indra peraba
2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan Dermis
adalah lapisan kulit yang terdiri atas pembuluh darah, kelenjar minyak, kantung
rambut, ujung – ujung saraf indra, dan kelenjar keringat. Pembuluh darah pada
lapisan ini sangat luas sehingga mampu menampung sekitar 5 % dari jumlah darah
di seluruh tubuh. Berikut adalah penjelasan untuk penyusun Kulit Dermis :
·
Pembuluh
Darah
·
Ujung
Saraf Indera
·
Kelenjar
Keringat
·
Katung
Rambut
·
Kelenjar
Minyak
3. Hipodermis (Jaringan ikat Bawah Kulit)
Hipodermis
merupakan jaringan ikat yang terletak di bawah lapisan dermis, namun batas
pemisah antara bagian Hipodermis dengan bagian dermis ini tidak jelas. Lapisan
ini merupakan tempat penyimpanan lemak dalam tubuh, sehingga sering juga
dikenal dengan Lapisan Lemak Bawah Tubuh. Lemak tersebut berfungsi untuk
melindungi dari benturan benda keras, sebagai penjaga suhu tubuh karena lemak
dapat menyimpan panas, dan sebagai sumber energi cadangan.
Mekanisme Indra Peraba
1.
Rangsangan
di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll) akan diterima
oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah permukaan kulit
2.
Kemudian
diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang),
3.
Lalu
masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang.
4.
Kemudian
stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama
impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam memproses/mengolah informasi
sensorik ini).
5.
Dari
sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral cortex),
yang disebut korteks sensorik.
F. Gangguan
Fungsi Saraf
a.
Tumor
otak
Tumor otak
merupakan lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang didalam
tengkorak. Tumor otak menunjukkan manifestasi klinis yang tersebar bila tumor ini
menyebabkan peningkatan tekanan intracranial serta tanda dan gejala lokal
sebagai akibat dari tumor yang menggangu bagian spesifik dari otak.
Gejala-gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit
kepala, muntah, papiledema, perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan
fokal motorik, sensori dan disfungsi saraf cranial (Smeltzer & Bare, 2002).
b.
Meningitis
Meningitis
adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Gejala
meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan tekanan intrakranial,
saktit kepala dan demam, perubahan pada tingkat kesadaran, iritasi meningen,
kejang, adanya ruam dan infeksi fulminating (Smeltzer & Bare, 2002).
c.
Aneurisma
Intrakranial
Aneurisma
intracranial (serebral) adalah dilatasi dinding arteri serebral yang berkembang
sebagai hasil dari kelemahan dinding arteri. Pecahny aneurisma selalu terjadi
tiba-tiba, tidak selalu disertai dengan sakit kepala yang berat dan sering
kehilangan kesadaran untuk periode yang bervariasi. Mungkin ada nyeri dan kaku
leher bagian belakang dan medula spinalis akibat adanyanniritasi meningen
(Smeltzer & Bare, 2002).
d.
Sklerosis
Multipel
Sklerosis
multiple (SM) merupakan keadaan kronis, penyakit sistem saraf pusat
degenerative dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak
dan medulla spinalis. Tanda dan gejala SM bervariasi dan banyak, gejala primer
paling banyak dilaporkan berupa kelelahan, lemah, kebas, kesukaran koordinasi
dan kehilangan keseimbangan. Gangguan penglihatan akibat adanya lesi pada saraf
optik atau penghubungnya dapat mencakup penglihatan kabur, diplopia, kebutaan
parsial dan kebutaan total (Smeltzer & Bare, 2002).
e.
Penyakit
Parkinson
Penyakit
Parkinson adalah gangguan neurologic progresif yang mengenai pusat otak yang
bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Manifestasi utama
penyakit Parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,
kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Pasien mempunyai kesukaran
dalam memulai, mempertahankan, dam membentuk aktivitas motorik dan pengalaman
lambat dalam menghasilkan aktivitas normal (Smeltzer & Bare, 2002).
f.
Penyakit
Alzhaimer
Penyakit
alzhaimer atau demensial senile merupakan penyakit kronik, progresif dan
merupakan gangguan degenerative otak dan diketahui mempengaruhi memori,
kognitif dan kemampuan untuk merawat diri (Smeltzer & Bare, 2002).
g.
Cedera
Kepala
Cedera Kepala
adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa
disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. Cedera kepala dapat disebabkan karena kecelakaan lalu lintas,
terjatuh, kecelakaan industri, kecelakaan olah raga dan luka pada persalinan
(Tarwoto, 2007).
h.
Cedera
Medula Spinalis
Trauma pada
medula spinalis dapat bervariasi dari trauma ekstensi fiksasi ringan yang
terjadi akibat benturan secara menadadak sampai yang menyebabkan transeksi
lengkap dari medula spinalis dengan quadriplegia. Cedera tulang belakang selalu
diduga pada kasus dimana setelah cedera klien mengeluh nyeri serta terbatasnya
pergerakan klien dan punggung (Batticaca, 2008).
i.
Stroke
Stroke adalah
suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008). Manifestasi klinis stroke
tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena, rata-rata serangan, ukuran
lesi dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke akut gejala klinis meliputi:
kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah yang timbul mendadak, gangguan
sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan, penurunan kesadaran, afasia
(kesulitan bicara), disatria (bicara cadel atau pelo) gangguan penglihatan,
diplopia, ataksia, verigo, mual, muntah dan nyeri kepala (Tarwoto, 2007).
0 komentar:
Posting Komentar