Jumat, 22 Desember 2017

SISTEM SARAF



SISTEM SYARAF 
By :   
  • Achmad Ali Dalhar 
  • Janatun Naimah 
  • Pipit Wulandari 


A.   Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf (Sloane, 2003). Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk memantau dan merespon perubahan yg terjadi di dalam dan diluar tubuh atau lingkungan. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sistem persepsi, perilaku dan daya ingat, serta merangsang pergerakan tubuh (Farley et all, 2014). Kemampuan untuk dapat memahami, mempelajari, dan merespon suatu rangsangan merupakan hasil kerja terintegrasi sistem persarafan yang mencapai puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu (Batticaca, 2008)
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja dan pusat pengendali tanggapan. Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing. Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan di sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh (Syaifuddin, 2011).

B.   Struktur Sel Saraf
Sistem saraf pada manusia itu terdiri dari sel saraf yang biasa di sebut dengan neuron . Neuron berfungsi untuk alat menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian Hasil dari tanggapan otak akan di kirim menuju otot.
1.       Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga di sebut dengan Neuron. sel saraf merupakan sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan implus atau rangsangan. setiap satu sel saraf (neuron) terdiri dari tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut  adalah gambar dari bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
·         Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
·         Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma
·         Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
·         Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
·         Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
·         Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
·         Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
·         Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Berdasarkan Fungsi Dan Struktur
Sel Saraf atau Neuron bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan Ujung aksonlah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainya. Menurut Fungsinya, ada tiga sel saraf yakni sebagai berikut ini :
1.      Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2.      Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang
3.      Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.


struktur saraf


C.   Sistem Saraf
1.      Sistem Saraf Pusat
 Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
a.       Durameter
Merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
b.      Araknoid
Disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
c.       Piamater
Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
·         badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
·         serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
·         sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
v  Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum lanjutan/ sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol. 
a.       Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang
b.      Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. 
c.       Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d.      Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e.       Sumsum lanjutan/sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
v  Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf embentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.          
2.      Sistem Saraf Tepi 
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.                             
a.       Sistem Saraf Sadar 
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10. 
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf cranial. Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
·         Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
·         Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
·         Pleksus jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki. 
b.      Saraf Otonom
Saraf  yang mempersarafi alat-alat dalam tubuh seperti kelenjar, pembuluh darah, paru, lambung, usus dan ginjal adalah saraf otonom. Ada dua jenis saraf otonom yang fungsinya saling bertentangan, kedua susunan saraf ini disebut saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang - cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
1.       Simpatik
Aktivasi simpatik berkesesuaian dengan kondisi bangun atau pembangkit energi ( respons ‘lawan atau lari’). Misalnya,  jantung berdetak lebih cepat,pencernaan terhambat , hati mengubah glikogen menjadi glukosa, dan sekresi epnefrin (adrenalin) dari mendula adrenal dirangsang .  Sistem saraf simpatis berfungsi membantu proses kedaruratan. Stres fisik maupun emosional akan menyebabkan peningkatan impuls simpatis.
2.      Parasimpatik
Aktivasi parasimpatik umumnya menyebabkan respons berlawanan  yang mendorong penenangan diri dan pengambilan fungsi pemeliharaan – diri (‘istirahat dan mencerna’). Misalnya, peningkatan aktivitas pada parasimpatik menurunkan detak jantung, meningkatkan pencernaan, dan meningkatkan produksi glikogen. Fungsi saraf parasimpatis adalah sebagai pengontrol dominan untuk kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. Selama keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut parasimpatis (kolenergik)  menonjol.
Tabel fungsi saraf otonom
Parasimatik
Simpatik
Mengecilkan pupil
Memperbesar pupil
Menstimulasi aliran ludah
Menghambat aliran ludah
Memperlambat denyut jantung
Mempercepat denyut jantung
Memperbesar bronkus
Memperkecil bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaaan
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Mengerutkan kantung kemih
Menghambat kontraksi kantung kemih

D.   Mekanisme Penghantaran Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. 
1.      Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pernapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah. 
2.      Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran prasinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis. Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.                
3.      Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks 
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat merupakan gerak sadar, artinya gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otak memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut. Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut.
impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor → neuron motorik →efektor (gerak anggota tubuh)
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Jalannya impuls pada gerak refleks berikut ini.
impuls dari reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang respon efektor → neuron motorik → efektor
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. 

E.   Sistem Pengindraan
Panca indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
Indra atau indria sebuah antarmuka, kontak antara jiwa dalam bentuk spiritual kesadaran diri dengan materi lingkungan. Dalam agama Hindu ada jenis sebelas rasa dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Macam-Macam Panca Indera yaitu :
1.      Indera Penglihat (Mata)
Mata salah satu alat indra dari makluh hidup khususnya manusia yang berfungsi sebagai indra penglihat. Mata merupakan alat indra yang sangat kompleks. Apabila kita menyebutkan Mata, maka yang terdapat dalam pikiran kita yang muncul ialah bola mata, namun tetapi sebenarnya tidak hanya bola mata yang berperan supaya kita dapat melihat, bulu mata, alis mata, serta kelopak mata juga berperan penting didalam mendukung penglihatan tersebut. Mata adalah organ yang kerjanya itu terkait dengan cahaya (terang gelap), warna, serta benda yang dilihat.
Bagian-bagian mata terdiri dari yaitu :
·         Kornea (selaput bening):  Kornea mata berguna meneruskan cahaya yang masuk kedalam mata. Cahaya itu akan berakhir pada selaput jala atau retina.
·         Iris (selaput pelangi): Selaput pelangi terletak di belakang kornea mata. Di tengah selaput pelangi terdapat celah disebut anak mata atau pupil. Gunanya untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
·         Lensa: Lensa mata berguna untuk memfokuskan agar cahaya yang masuk ke dalam mata jatuh tepat pada retina. Dengan demikian benda yang dilihat akan tampak jelas. Lensa mata mempunyai kemampuan mencembung dan memipih. Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungan disebut daya akomodasi.
·         Badan Bening: Berguna untuk meneruskan cahaya yang telah melalui lensa.
·         Retina (selaput jala): Berguna untuk menangkap cahaya yang masuk ke dalam mata.
·         Saraf mata: Berguna untuk meneruskan rangsang cahaya ke otak.
Mekanisme Indra Pengihatan
1.      Sumber cahaya Masuk ke mata melalui kornea
2.      Kemudian Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
3.      Dibiaskan oleh lensa
4.      Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
5.      Sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
6.      Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
7.      Obyek terlihat sesuai dengan aslinya

2.      Indera Pendengar (Telinga)
Telinga adalah Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun Telinga memiliki batasan frekuensi suara yang dapat didengar, yaitu yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.
Bagian-Bagian Telinga terdiri atas 3 yaitu :
·         Telinga Luar: Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar berguna untuk menangkap getaran suara.
·         Telinga Tengah: Telinga tengah terdiri dari selaput pendengaran (gendang telinga), tulang-tulang pendengaran, dan saluran Eustachius. Tulang-tulang pendengaran terdiri dari tulang martil, landasan, dan sangurdi. Bila ada bunyi masuk, gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran akan bergetar. Saluran Eustachius menghubungkan rongga telinga dan rongga mulut.
·         Telinga Dalam: Telinga dalam terdiri dari bagian yang disebut tingkap jorong dan rumah siput. Telinga dalam berguna untuk meneruskan rangsang suara ke otak.
Mekanisme Indra Pendengaran
1.      Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
2.      Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang pendengaran ke jendela oval.
3.      Getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
4.      Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissner dan menggetarkan  cairan limfa dalam saluran tengah.
5.      Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basiler yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
6.      Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
7.      Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
8.      Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrantektorial, terjadilah rangsangan (impuls).
9.      Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

3.      Indera Penciuman (Hidung)
Hidung merupakan indera pembau disamping sebagai alat pernapasan. Di dalam hidung terdapat saraf pembau. Rangsang bau yang diterima hidung diteruskan ke otak. Ketidakmampuan indera pembau untuk mencium bau dinamakan anosmia. Penyebabnya anosmia antara lain sebagai berikut :
Terjadinya penyumbatan rongga hidung, misalnya akibat pilek dan penyakit polip.
Gangguan pada saraf indera pembau
Bagian-bagian hidung :
·         Rambut halus penyaring udara
·         Rambut halus yang peka terhadap bau
·         Kumpulan ujung saraf pembau
·         Serat saraf untuk mengirim rangsang bau ke otak
Mekanisme Indra Penciuman  
1.      Rangsang (bau) masuk ke dalam lubang hidung melalui udara yang awalnya disaring oleh rambut-rambut hidung terlebih dahulu. Udara yang mengandung kotoran akan dibersihkan sementara kotoran menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran hidung.
2.      Udara yang mengandung rangsabgan bau ini masuk ke dalam epitelium olfaktori.
3.      Rangsangan bau menggetarkan Mukosa olfaktori yang berbentuj seperti cairan atau mukus, dan kemudian menggetarkan Saraf olfaktori.
4.      Rangsangan yang menggetar tadi disampaikan ke Talamus dan lalu menuju Hipotalamus yabg ada di otak.
5.      Otak daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum) akan menangkap bau lalu menerjemahkannya berdasarkan memori atau menghadirkan memori baru dalam otak untuk digunakan ketika suatu saat nanti mencium bau yang sama.

4.      Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Lidah merupakan organ yang berfungsi sebagai reseptor kimia yang berada di dalam mulut sehingga kita bisa menikmati rasa sebuah makanan dan minuman. Reseptor yang ada pada lidah mampu menerima rangsangan kimia yang berupa larutan sehingga disebut sebagai kemoreseptor.
Lidah memiliki beberapa fungsi lainnya diantaranya membantu mengatur letak makanan saat kita mengunyah, membantu dalam berbicara da membantu saat menelan makanan.
Ada dua otot yang berperan aktif pada gerakan lidah yakni otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsik berfungsi mengatur gerakan-gerakan halus lidah sedangkan otot ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya serta membantu lidah dalam melakukan beberapa gerakan kasar seperti menekan gigi, menekan rongga mulut bagian atas dan mendorong lidah masuk ke faring.
Bagian-bagian lidah yaitu :
·         Ujung lidah peka terhadap rasa manis
·         Samping lidah peka terhadap rasa asin dan asam
·         Pangkal lidah peka terhadap rasa pahit
Mekanisme Indra Pengecap
1.      Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap.
2.      Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak.
3.      Selanjutnya, otak menang-gapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.

5.      Indera Peraba (Kulit)
Kulit Merupakan indera peraba. Di dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf peraba. Tidak semua permukaan kulit merupakan alat peraba yang sama pekanya. Bagian paling peka adalah ujung jari dan bibir. Kulit dapat membedakan kasar, halus, panas, dingin, dan sakit.
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll. Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu Epidermis (Kulit ari) dan Dermis (Kulit Jangat) serta terdapat lapisan lemak bawah kulit (Hipodermis) yang juga sering dibahas. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa lapisan lemak bawah kulit juga termasuk ke dalam lapisan kulit, tidak dipisahkan dalam pengelompokkan lapisan kulit tersebut.
Kulit Terdiri Dari 3 Lapisan Yaitu :
1. Lapisan Epidermis (Lapisan Luar/Kulit Ari)
Lapisan Epidermis memiliki tebal kurang lebih 0,1 mm dan terdiri atas empat lapisan jaringan epitel. Setiap Lapisan pada Epidermis memiliki ciri khas tersendiri, Lapisan Epidermis ini tidak memiliki pembuluh darah, sehingga ia mendapatkan suplai nutrisi melalui proses difusi dari lapisan dermis yang ada dibawahnya. Berikut adalah 4 Lapisan pada Epidermis :
·         Lapisan Tanduk(Stratum Korneum)
·         Lapisan Malphigi (Stratum Granulosum)Lapisan Spinosum (Stratus Spinosum)
·         Lapisan Basal (Stratum Germinativum)
Mekamisme indra peraba

2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan Dermis adalah lapisan kulit yang terdiri atas pembuluh darah, kelenjar minyak, kantung rambut, ujung – ujung saraf indra, dan kelenjar keringat. Pembuluh darah pada lapisan ini sangat luas sehingga mampu menampung sekitar 5 % dari jumlah darah di seluruh tubuh. Berikut adalah penjelasan untuk penyusun Kulit Dermis : 
·         Pembuluh Darah
·         Ujung Saraf Indera
·         Kelenjar Keringat
·         Katung Rambut
·         Kelenjar Minyak
3. Hipodermis (Jaringan ikat Bawah Kulit)
Hipodermis merupakan jaringan ikat yang terletak di bawah lapisan dermis, namun batas pemisah antara bagian Hipodermis dengan bagian dermis ini tidak jelas. Lapisan ini merupakan tempat penyimpanan lemak dalam tubuh, sehingga sering juga dikenal dengan Lapisan Lemak Bawah Tubuh. Lemak tersebut berfungsi untuk melindungi dari benturan benda keras, sebagai penjaga suhu tubuh karena lemak dapat menyimpan panas, dan sebagai sumber energi cadangan. 
                        Mekanisme Indra Peraba
1.      Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll) akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah permukaan kulit
2.      Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang),
3.      Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang.
4.      Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam memproses/mengolah informasi sensorik ini).
5.      Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral cortex), yang disebut korteks sensorik.


F.    Gangguan Fungsi Saraf
a.       Tumor otak
Tumor otak merupakan lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang didalam tengkorak. Tumor otak menunjukkan manifestasi klinis yang tersebar bila tumor ini menyebabkan peningkatan tekanan intracranial serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang menggangu bagian spesifik dari otak. Gejala-gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kepala, muntah, papiledema, perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensori dan disfungsi saraf cranial (Smeltzer & Bare, 2002).
b.      Meningitis
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan tekanan intrakranial, saktit kepala dan demam, perubahan pada tingkat kesadaran, iritasi meningen, kejang, adanya ruam dan infeksi fulminating (Smeltzer & Bare, 2002).
c.       Aneurisma Intrakranial
Aneurisma intracranial (serebral) adalah dilatasi dinding arteri serebral yang berkembang sebagai hasil dari kelemahan dinding arteri. Pecahny aneurisma selalu terjadi tiba-tiba, tidak selalu disertai dengan sakit kepala yang berat dan sering kehilangan kesadaran untuk periode yang bervariasi. Mungkin ada nyeri dan kaku leher bagian belakang dan medula spinalis akibat adanyanniritasi meningen (Smeltzer & Bare, 2002).
d.      Sklerosis Multipel
Sklerosis multiple (SM) merupakan keadaan kronis, penyakit sistem saraf pusat degenerative dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medulla spinalis. Tanda dan gejala SM bervariasi dan banyak, gejala primer paling banyak dilaporkan berupa kelelahan, lemah, kebas, kesukaran koordinasi dan kehilangan keseimbangan. Gangguan penglihatan akibat adanya lesi pada saraf optik atau penghubungnya dapat mencakup penglihatan kabur, diplopia, kebutaan parsial dan kebutaan total (Smeltzer & Bare, 2002).
e.       Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologic progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Manifestasi utama penyakit Parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Pasien mempunyai kesukaran dalam memulai, mempertahankan, dam membentuk aktivitas motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas normal (Smeltzer & Bare, 2002).
f.       Penyakit Alzhaimer
Penyakit alzhaimer atau demensial senile merupakan penyakit kronik, progresif dan merupakan gangguan degenerative otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan untuk merawat diri (Smeltzer & Bare, 2002).
g.      Cedera Kepala
Cedera Kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala dapat disebabkan karena kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kecelakaan industri, kecelakaan olah raga dan luka pada persalinan (Tarwoto, 2007).
h.      Cedera Medula Spinalis
Trauma pada medula spinalis dapat bervariasi dari trauma ekstensi fiksasi ringan yang terjadi akibat benturan secara menadadak sampai yang menyebabkan transeksi lengkap dari medula spinalis dengan quadriplegia. Cedera tulang belakang selalu diduga pada kasus dimana setelah cedera klien mengeluh nyeri serta terbatasnya pergerakan klien dan punggung (Batticaca, 2008).
i.        Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008). Manifestasi klinis stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena, rata-rata serangan, ukuran lesi dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke akut gejala klinis meliputi: kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah yang timbul mendadak, gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan, penurunan kesadaran, afasia (kesulitan bicara), disatria (bicara cadel atau pelo) gangguan penglihatan, diplopia, ataksia, verigo, mual, muntah dan nyeri kepala (Tarwoto, 2007).

0 komentar:

Posting Komentar